Waktu begitu saja berlalu, putih abu-abu.
Rasanya lama sekali menjalaninya, setiap senin upacara bendera, berangkat pagi buta pulang kala senja, atau saat pertama masih wajib pramuka.
Sepatu berdecit, jam dinding yang terasa keras di seisi ruangan dengan selingan canda dan tawa, di akhiri bel pulang tiba; orkes setiap lima hari dalam seminggu yang akan kita rindukan.
Bel pulang sekolah yang biasanya kita tunggu sudah tidak ada lagi, berganti dengan rasa rindu di hati.
Setiap hari tidak ada lagi hal-hal mengesalkan seperti; harus bangun tepat waktu setiap pagi atau dihukum karena lupa bawa dasi.
Tidak usah soal canda, tawa, romansa, bahagia; soal yang mengesalkan itu saja akan terasa begitu ingin diulang nantinya, saat sudah melewatinya.
Masa jaya dimana bahagia sesederhana lewat koridor dengan tampang paling tampan sejagat raya, masa nakal sesederhana tidak memasukan baju dengan rapi dan tidak memakai dasi.
Namun waktu tak bisa ditawar, mau tidak mau masa jaya akan segera pudar, berganti lagi hal yang baru untuk diburu.
Simpan memori ini baik-baik supaya suatu saat bisa diceritakan kembali dengan rytme yang sama seperti saat kita mengalaminya.
Ujian baru saja dimulai saat kita mengakhirinya, rasa rindu juga begitu.
Jaga tawa di masa jaya ini sampai nanti, jangan lupa sapa saat berjumpa nanti.
Sebab rindu ini bukan sekedar perihal putih abu-abu, ini tentang cerita yang akan dikenang di setiap temu.