Seperti isi lirik sebuah lagu; rindu akan jadi abu.
Menurutku; memang begitu, aku setuju. Tapi kadang rindu itu akan membatu terlebih dulu sebelum mengabu.
Semua 'telah' akan menjadi 'sudah', seiring waktu waktu yang membuat lelah, rindu meleleh lalu mengabu dan terbang menuju singgasana lupa di bilik semu.
Temu akan rancu setelah itu, percakapan akan tabu tak seperti dulu, canda jadi hal yang teramat langka, senyum hangat sapa akan menjadi lamun diiringi bau dupa.
Kubur abu rindu dalam dalam, atau tenggelamkan di ujung samudra jiwa. Biar kau dan dirimu saja yang menikmatinya.
Berpuluh atau berjuta 'hampir' akan kalah dengan satu 'sudah'.
Kematian rasa terasa setelahnya, kau harus cepat menciptakan rindu lain, dan menemukan seseorang baru yang harus kau rindu.
Sebab jika tidak, rindu itu tak akan jadi abu; tapi akan membatu di pikiranmu.
Tiap malam kau susah terpejam, hari hari di lewati tanpa canda, sore yang hangat akan sedingin samudra, alunan musik terasa tak berirama.
Jadi mari jatuh cinta lagi, mari merindu yang merindukanmu. Agar tak ada lagi lara dan rindu ber ujung duka.
:)