Kalau mau baca sajak atau puisi silahkan klik pada kolom lain.. aku sedang tidak ingin mendayu ndayu sendu menulis puisi atau sajak.
Aku ingin menulis sedikit rahmat tuhan yang diturunkan kepadaku. Yap, kaki dan bahu yang retak dan hampir patah ini. Hampir dua bulan dari kejadian drama itu (kecelakaan motor 11/12/16), aku masih suka berguling guling di kasur saja, atau sesekali pergi menyusahkan teman yang masih mau menemani di keadaan burukku.
Ada yang bingung kenapa retak kaki dan bahu aku sebut rahmat?
Ya, berkat ini yang menunjukanku mana yang tulus di sampingku bahkan di masa terpuruk ku.
Aku seminggu tak bisa bergerak, bangun dari kasur saja untuk sekedar minum obat saja harus dibantu. Minggu selanjutnya masih dengan keadaan yang sama. Minggu ketiga hanya bisa duduk duduk saja. Siapa yang mau menemani orang tak berdaya sepeti ini? Sebagian "teman" memberi semangat lewat olokan, sebagian lagi akting sedih di raut muka dan bergembira di dalam dada melihat aku tak ada daya.
Sebagian lagi yang mengaku "sahabat"-ku bahkan entah mati kemana.
Aku tau ibuku amat sangat menyayangiku, bahkan saat ini saat aku akan menulis bait pertama dari kebaikan ibuku, mataku sudah berkaca mengingat beliau yang begitu sabar menghadapiku saat itu. Satu minggu aku tak bisa tidur, kaki dan bahu terasa begitu sakit. Terlebih kepala dan badan yang terasa berat. Ibuku cuma berbisik "Baca al-fatihah..." mata ibuku berkaca saat itu, tangannya tak berhenti mengusap usap gip yang terpasang di kakiku, tangan yang lain menggenggam kuat tanganku.
Suatu saat akan kubayar semua itu entah bagaimana caranya.
Tuhan masih sayang aku, sebab itu dia mengujiku.
Terimakasih untuk allah, ibu, keluarga, sahabat sejati. Yang masih berada di sisiku di keadaan terburukku.